MASA KECIL SAYA
Saya lahir di
sebuah kampung kecil bernama Nanggerang sukasari kabupaten sumedang,terlahir
dari sebuah keluarga yang sangat kekurangan dari segi materi,bahkan masa kecil saya tak jarang makan hanya dengan
jelantah sisa menggoreng ikan asin kemaren,dengan garam,makan dengan telur satu
bertiga pun dengan kakak sudah cukup
buat saya bahagia dikala itu,walaupun kadang saya suka kebagian potongan telur
yang paling kecil. Belum genap dua tahun ibu saya dipanggil oleh yang maha
kuasa,karena sakit yang saya sendiri tidak tahu sakit apa,karena saya kurang
begitu meengingat. Sepeninggal ibu saya di asuh oleh kakak yang ke dua karena
kakak saya yang paling besar sudah berkeluarga.Karena bapak selalu pergi ke
luar daerah berdagang dengan berjalan kaki,jadi tak jarang saya di tinggal
pergi oleh bapak karena bapak perlu terus membiayai hidup saya dan kakak kakak
saya yang lain. Prihatin sih,tapi cukup indah bila dikenang,dan bahkan jadi
kekuatan tersendiri bila mana nanti masa sulit datang menghampiri lagi,saya
tidak akan kaget karena sudah terbiasa dan terlatih hidup susah dan juga jadi
sebuah modal dikala saya sukses nanti agar tidak sombong,karena bagaimana pun
pahitnya hidup tak bermateri itu sakitnya sudah saya rasakan,dan bukan pilihan
saya sejak lahir,juga bukan keinginan orang lain..
Tak lama setelah
kepergian ibu,dua tahun kemudian bapak saya menyusul menghadap sang
pencipta,dikarenakan sakit terlalu capek bekerja mungkin. Saya sedih,karena
orang tua satu satunya sudah pergi sekejap saya menangis mengiringi kepergian
bapak. Para tetangga banyak yang menangis dan kasihan terhadap saya yang
ditinggal pergi kedua orang tua padahal umur baru empat tahun. Mungkin mereka
kasihan karena siapa yang akan menggantikan kasih sayang lebih kedua orang tua.
Akhrnya saya di urus oleh nenek saya dari bapak,karena kakak saya yang kesemuanya
perempuan sudah menikah dan tak sanggup mengurus saya karena ekonomi yang cukup
sulit bagi mereka,jangankan untuk mengurus adik,buat makan mereka sehari hari
pun perlu usaha yang lebih.
Masa kecil yang
ditinggal pergi kedua orang tua saya membuat saya kurang mendapat perhatian dan
kasih sayang dari orang tua,yang berakibat pada bandelnya saya di waktu kecil
mulai dari jarang mandi,berbicara kasar,jahil,dan berkelahi khas anak anak
sering saya lakukansaat itu.tak jarang saya juga medapatkan cubitan,tamparan bahkan
pukulan dari orang tua orang tua teman saya sudah tak asing lagi saya
alami,maklum anak bandel.hehe
Tak terasa waktu
berlalu begitu cepat,hingga akhirnya saya sudah berumur sembilan
tahun,sementara nenek yang mengurus saya sepeninggal ibu bapak sudah mulai
sakit sakitan dikarenakan faktor usia. Saya sedih,dan bingung,kemana saya akan
pergi bila nenek wafat,dan siapa yang akan membiayai anak sebandel saya.
Akhirnya kasih sayang Allah yang maha kuasa datang kepada saya berupa tawaran
sekolah gratis sekaligus di adopsi oleh saudara jauh nenek di sebuah
desa,cileunyi namanya sebuah desa di kabupaten bandung timur. Saya pun
mau,karena saya fikir inilah jalan satu satunya untuk melanjutkan hidup saya
yang belum mampu berbuat apa apa. Di cileunyi watak bandel saya belum terkikis
habis, terulang. Mulai dari berkelahi khas anak anak dengan teman sekelah dan
teman sepermainan,walau umur masih 9 tahun namun saya pernah menjadi anak
profesional dalam bidang merokok yang tentunya tak patut di tiru apalagi
dibanggakan,meski demikian saya termasuk anak yang berprestasi di sekolah dan
diluar sekolah. Prestasi saya di sekolah berupa selalu dappat ranking yang
bagus dan nilai yang tinggi,adapun diluar sekolah saya selalu mewakili
sekolah,atau kecamatan dalam menjuarai berbagai perlombaan.mulai dari lomba
membaca alqur’an,hafalan al qur’an,meggambar dan lomba adzan. Maka walau saya
bandel dan menyebalkan,tak sedikit pula yang menyayangi saya dan memberi saya
tambahan uang jajan. Hehe.
Waktu demi waktu tak terasa berlalu hingga
akhirnya saya pun lulus dari sekolah dasar,tahun 2004 saya lulus dari sekolah
dasar. Saya pun melanjutkan sekolah di smp,karena sudah lulus sd dan siap
memasuki smp maka saya bukan anak kecil lagi oleh karena itu ceritanya saya
cukupkan sekian.