Jumat, 16 Mei 2014

masa kecil saya



MASA KECIL  SAYA
Saya lahir di sebuah kampung kecil bernama Nanggerang sukasari kabupaten sumedang,terlahir dari sebuah keluarga yang sangat kekurangan dari segi materi,bahkan  masa kecil saya tak jarang makan hanya dengan jelantah sisa menggoreng ikan asin kemaren,dengan garam,makan dengan telur satu bertiga pun dengan kakak  sudah cukup buat saya bahagia dikala itu,walaupun kadang saya suka kebagian potongan telur yang paling kecil. Belum genap dua tahun ibu saya dipanggil oleh yang maha kuasa,karena sakit yang saya sendiri tidak tahu sakit apa,karena saya kurang begitu meengingat. Sepeninggal ibu saya di asuh oleh kakak yang ke dua karena kakak saya yang paling besar sudah berkeluarga.Karena bapak selalu pergi ke luar daerah berdagang dengan berjalan kaki,jadi tak jarang saya di tinggal pergi oleh bapak karena bapak perlu terus membiayai hidup saya dan kakak kakak saya yang lain. Prihatin sih,tapi cukup indah bila dikenang,dan bahkan jadi kekuatan tersendiri bila mana nanti masa sulit datang menghampiri lagi,saya tidak akan kaget karena sudah terbiasa dan terlatih hidup susah dan juga jadi sebuah modal dikala saya sukses nanti agar tidak sombong,karena bagaimana pun pahitnya hidup tak bermateri itu sakitnya sudah saya rasakan,dan bukan pilihan saya sejak lahir,juga bukan keinginan orang lain..
Tak lama setelah kepergian ibu,dua tahun kemudian bapak saya menyusul menghadap sang pencipta,dikarenakan sakit terlalu capek bekerja mungkin. Saya sedih,karena orang tua satu satunya sudah pergi sekejap saya menangis mengiringi kepergian bapak. Para tetangga banyak yang menangis dan kasihan terhadap saya yang ditinggal pergi kedua orang tua padahal umur baru empat tahun. Mungkin mereka kasihan karena siapa yang akan menggantikan kasih sayang lebih kedua orang tua. Akhrnya saya di urus oleh nenek saya dari bapak,karena kakak saya yang kesemuanya perempuan sudah menikah dan tak sanggup mengurus saya karena ekonomi yang cukup sulit bagi mereka,jangankan untuk mengurus adik,buat makan mereka sehari hari pun perlu usaha yang lebih.
Masa kecil yang ditinggal pergi kedua orang tua saya membuat saya kurang mendapat perhatian dan kasih sayang dari orang tua,yang berakibat pada bandelnya saya di waktu kecil mulai dari jarang mandi,berbicara kasar,jahil,dan berkelahi khas anak anak sering saya lakukansaat itu.tak jarang saya juga medapatkan cubitan,tamparan bahkan pukulan dari orang tua orang tua teman saya sudah tak asing lagi saya alami,maklum anak bandel.hehe
Tak terasa waktu berlalu begitu cepat,hingga akhirnya saya sudah berumur sembilan tahun,sementara nenek yang mengurus saya sepeninggal ibu bapak sudah mulai sakit sakitan dikarenakan faktor usia. Saya sedih,dan bingung,kemana saya akan pergi bila nenek wafat,dan siapa yang akan membiayai anak sebandel saya. Akhirnya kasih sayang Allah yang maha kuasa datang kepada saya berupa tawaran sekolah gratis sekaligus di adopsi oleh saudara jauh nenek di sebuah desa,cileunyi namanya sebuah desa di kabupaten bandung timur. Saya pun mau,karena saya fikir inilah jalan satu satunya untuk melanjutkan hidup saya yang belum mampu berbuat apa apa. Di cileunyi watak bandel saya belum terkikis habis, terulang. Mulai dari berkelahi khas anak anak dengan teman sekelah dan teman sepermainan,walau umur masih 9 tahun namun saya pernah menjadi anak profesional dalam bidang merokok yang tentunya tak patut di tiru apalagi dibanggakan,meski demikian saya termasuk anak yang berprestasi di sekolah dan diluar sekolah. Prestasi saya di sekolah berupa selalu dappat ranking yang bagus dan nilai yang tinggi,adapun diluar sekolah saya selalu mewakili sekolah,atau kecamatan dalam menjuarai berbagai perlombaan.mulai dari lomba membaca alqur’an,hafalan al qur’an,meggambar dan lomba adzan. Maka walau saya bandel dan menyebalkan,tak sedikit pula yang menyayangi saya dan memberi saya tambahan uang jajan. Hehe.
 Waktu demi waktu tak terasa berlalu hingga akhirnya saya pun lulus dari sekolah dasar,tahun 2004 saya lulus dari sekolah dasar. Saya pun melanjutkan sekolah di smp,karena sudah lulus sd dan siap memasuki smp maka saya bukan anak kecil lagi oleh karena itu ceritanya saya cukupkan sekian.